* Catatan dari verifikasi stadion klub Liga 3 Jateng 2019
SEMARANG – Banyak catatan yang dibuat oleh temen-teman verifikator dari operator Liga 3 Jawa Tengah usai menjalankan tugasnya ke beberapa daerah awal pekan kemarin. ”Rata-rata stadion lapangannya tidak bagus. Dari mulai tidak rata, sampai yang paling buruk rumputnya gundul atau kering,” kata salah satu verifikator, Fani Adi Nugroho kemarin usai rapat terbatas operator Liga 3 di kantor Asprov PSSI Jateng.
Kuncinya, kata Fani, sebenarnya ada di perawatan. Karena jika stadionnya dirawat rutin, tentu kondisinya bisa lebih baik. Salah satu yang dipuji oleh verifikator adalah Stadion Widya Manggala Krida yang rumputnya terawat.
Memang, lanjutnya, ada beberapa bagian yang tetap harus dirawat. Tetapi, katanya, itu bisa dibenahi secepatnya. Sedangkan rumput, butuh waktu dan rutinitas untuk menumbuhkannya kembali.

”Saya kira, lapangan-lapangan yang kering bisa langsung dileb (diairi sampai kayak banjir). Jika dilakukan beberapa hari, saya yakin rumput bisa tumbuh lagi. Kalau sudah tumbuh dipupuk. Dengan begitu saya yakin bisa bagus lagi. Kuncinya memang ada di perawatan. sebagus apapun rumput yang ditanam, tanpa perawatan akan hancur,” kata Match Comm Liga 1 ini.
Soal perawatan ini, kata Fani, tidak hanya lapangan. Di banyak sudut stadion ternyata banyak kotoran berserakan, bahkan ada tribun yang dipenuhi rumput. Bahkan beberapa ada yang ruang-ruang pendukungnya rusak.
Belum lagi sarana pendukung yang tidak ada seperti white board, kipas angin atau meja kesehatan. ”Standart kita, memang coba kita naikkan. Moga-moga saja, ini baik untuk kita,” kata Fani.
Yang juga Fani ingatkan, adalah bench. menurut dia, rata-rata bench yang ada kecil-kecil, padahal ada 14 orang yang nantinya ada di bangku cadangan ini. Jadi menurutnya, perlu dipikirkan untuk bagaimana mengatasi persoalan itu. Memang solusi terbaik adalah memberi kursi, tetapi itu adalah solusi instans. Justru, katanya, pihaknya berharap ada solusi yang sifatnya permanen.
Yang tak kalah penting adalah panpel perlu memperhatikan akses masuk, untuk penonton umum, perangkat, pemain, dan media. Ini juga sudah dijelaskan ke perwakilan yang mendampingi timnya.
”Ada kejadian lucu, yaitu ada stadion yang garis lapangannya setelah kita ukur menceng. Artinya, garis sejajarnya beda ukuran. Ini juga perlu diukur ulang oleh para panpel agar saat melakukan penggarisan tidak lagi menceng,” pungkas Fani. *****

Kamis, 20 Juni 2019

admin
February 3, 2020

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *